Penilaian Prestasi Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya orang berkecimpung
dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja
para pegawai merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai
yang bersangkutan. Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan
diterapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu
kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan kepentingan organisasi.
Penilaian pelaksanaan pekerjaan
perlu dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan
secara rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara
sistematik. Hanya dengan demikianlah dua kepentingan utama yang telah
disinggung di muka dapat terpenuhi. Hal ini perlu ditekankan karena tidak
sedikit manajer yang beranggapan bahwa pelaksanaan penilaian prestasi kerja
secara formal oleh bagian bagian kepegawaian sebenarnya tidak diperlukan dan
bahkan dipandang sebagai “gangguan” terhadap pelaksanaan tugas masing-masing,
para manajer itulah yang sehari-hari membimbing dan mengawasi para bawahannya
dalam pelaksanaan tugas masing-masing, para manajer pulalah yang paling
kompeten melakukan penilaian. Dalam makalah ini penulis akan membahas apa itu
kinerja, faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja, konsep penilaian kinerja,
metode penilaian prestasi kerja, serta hubungan penilaian kinerja dengan
kinerja.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan pentingnya penilaian prestasi kerja?
2. Apa tujuan penilaian prestasi kerja?
3. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja?
4. Apa saja tanggung jawab penilaian?
5. Apa saja obyek dan macam-macam metode penilaian?
6. Apa saja daftar penilaian pekerjaan?
7. Apa sajakah unsur-unsur pelaksanaan dalam penilaian prestasi kerja?
8. Apa sajakah masalah dalam penilaian?
9. Apa sajakah tip-tip dalam melaksanakan penilaian prestasi?
10. Apa sajakah permasalahan dalam penilaian?
2. Apa tujuan penilaian prestasi kerja?
3. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja?
4. Apa saja tanggung jawab penilaian?
5. Apa saja obyek dan macam-macam metode penilaian?
6. Apa saja daftar penilaian pekerjaan?
7. Apa sajakah unsur-unsur pelaksanaan dalam penilaian prestasi kerja?
8. Apa sajakah masalah dalam penilaian?
9. Apa sajakah tip-tip dalam melaksanakan penilaian prestasi?
10. Apa sajakah permasalahan dalam penilaian?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui Arti dan Pentingnya Penilaian Prestasi Kerja
2. Untuk mengetahui Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
3. Untuk mengetahui Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
4. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Penilaian
5. Untuk mengetahui Obyek dan Macam-macam Metode Penilaian
6. Untuk mengetahui Daftar Penilaian Pekerjaan
7. Untuk mengetahui Unsur-unsur Pelaksanaan Dalam Penilaian Prestasi Kerja
8. Untuk mengetahui Masalah Dalam Penilaian
9. Untuk mengetahui Tip-Tip Dalam Melaksanakan Penilaian Prestasi
10. Untuk mengetahui Permasalahan Dalam Penilaian
2. Untuk mengetahui Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
3. Untuk mengetahui Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
4. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Penilaian
5. Untuk mengetahui Obyek dan Macam-macam Metode Penilaian
6. Untuk mengetahui Daftar Penilaian Pekerjaan
7. Untuk mengetahui Unsur-unsur Pelaksanaan Dalam Penilaian Prestasi Kerja
8. Untuk mengetahui Masalah Dalam Penilaian
9. Untuk mengetahui Tip-Tip Dalam Melaksanakan Penilaian Prestasi
10. Untuk mengetahui Permasalahan Dalam Penilaian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Pentingnya Penilaian
Prestasi Kerja
Berikut terdapat pendapat dari beberapa
ahli tentang definisi penilaian prestasi kerja,antara lain :
1. Roger belows, dalam Psycology of Personnal
in Business Industry, Rentice Hall, New Jersey 1961, p.370 mendefinisikan suatu
penilaian periodik atas nilai seorang individu karyawan bagi organisasinya,
dilakukan oleh atasannya atau seseorang yang berada dalam posisi untuk
mengamati atau menilai prestasi kerjanya.
2. Dale s. Beach, The Management of People
at Work, Mac Milian New York, 1970 p.257, mendifinisikan sebuah penilaian
sistimatis atas individu karyawan mengenai prestasinya dalam pekerjaannya dan
potensinya untuk pengembangan.
3. Bernardin dan Russel (1993:379),
mendefinisikan suatu cara mengukur kontribusi individu (karyawan) kepada
organisasi tempat mereka bekerja.
Dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting dalam organisasi atau perusahaan yang dilakukan secara
sistematis untuk mengevaluasi prestasi, kontribusi, potensi, dan nilai dari
seorang karyawan oleh orang-orang yang diberi wewnang perusahaan sebagai
landasan pengembangan dan sebagainya. Hal ini mengingat bahwa di dalam
organisasi, setiap orang sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai keinginan
untuk mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil dari pemimpinnya. Sehingga
karyawan memberikan kontribusi yang berarti pada organisasi atau perusahaan dan
pula sebaliknya, hal ini merupakan upaya guna mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu departemen personalia
adalah prestasi kerja. Karena baik departemen itu sendiri maupun karyawan
memerlukan umpan balik atas upayanya masing-masing, maka prestasi kerja dari
setiap karyawan perlu dinilai.
2.2 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Berikut merupakan tujuan diadakannya
penilaian prestasi kerja yaitu :
1.
Membedakan tingkat prestasi kerja setiap karyawan
2. Pengambilan keputusan
administrasi seperti : seleksi, promosi, retention, demotion, transfer,
termination, dan kenaikan gaji
3. Pemberian pinalti seperti : bimbingan untuk
meningkatkan motivasi dan
4. Diklat untuk mengembangkan keahlian.
Secara garis besar terdapat dua
tujuan utama penilaian prestasi kerja, yaitu :
a. Evaluasi terhadap tujuan (goal)
organisasi, mencakup :
- Feedback pada
pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka.
- Pengembangan data
yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan keputusan promosi
serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut.
serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut.
- Membantu manajemen membuat
keputusan pemberhentian sementara atau PHK dengan
memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak
memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986).
memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak
memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986).
b. Pengembangan tujuan (goal)
organisasi, mencakup :
- Pelatihan dan bimbingan
pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja dan pengembangan potensi di masa
yang akan datang.
- Mengembangkan komitmen
organisasi melalui diskusi kesempatan karierdan perencanaan karier.
- Memotivasi pekerja
-
Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan.
- Mendiagnosis
problem individu dan organisasi.
2.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam
Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian yang baik harus dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang yang diukur. Artinya penilaian tersebut
benar-benar menilai prestasi pekerjaan karyawan yang dinilai. Agar penilaian
mencapai tujuan maka ada 2 hal yang perlu diperhatikan yakni:
1. Penilaian harus mempunyai
hubungan yang related deengan pekerjaan ( job related ). Artinya sistem
penilaian itu benar-benar menilai perilaku atau kerja yang mendukung kegiatan
organisasi dimana karyawan itu bekerja.
2. Adanya standar pelaksanaan
pekerjaan (performance standards). Standar pelaksanaan adalah ukuran yang
dipakai untuk menilai prestasi kerja tersebut. Agar penilaian itu efektif, maka
standar penilaian hendaknya berhubungan dengan hasil yang diinginkan setiap
pekerjaan.
2.4 Tanggung Jawab Penilaian
Menurut Mondy dan Noe (2006)
dalam kebanyakan organisasi, departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan program penilaian kinerja. Orang
yang mungkin ditunjuk adalah:
1. Atasan langsung bertanggung
jawab untuk menilai kinerja karena dialah yang setiap saat dapat mengamati para
karyawan.
2. Bawahan berada dalam posisi
yang tepat untuk menilai efektivitas manajerial. Pendukung pendekatan ini
percaya bahwa atasan sangat menyadari kebutuhan kelompok kerja dan dapat
membuat pekerjaan lebih baik. Sebaliknya, kritikus khawatir bahwa bawahan takut
akan pembalasan.
3. Peers kekuatan utama untuk
menilai kinerja adalah rekan kerja, yang memiliki kinerja dan pandangan yang
khas, terutama dalam tugas-tugas tim.
4. Evaluasi diri jika karyawan
memahami tujuan dan kriteria untuk evaluasi, mereka memiliki posisi yang baik
untuk menilai kinerja mereka sendiri.
5. Pelanggan organisasi
menggunakan pendekatan ini karena hal ini menunjukkan komitmen terhadap
pelanggan, karena karyawan adalah pemegang tanggung jawab.
2.5 Obyek dan Macam-macam Metode Penilaian
2.5.1 Objek Penilaian Prestasi kerja
Objek penilaian
adalah perusahaan yang dapat dikendalikan oleh karyawan yang bersangkutan.
Penentuan objek penilaian tentu saja tidak akan mencakup semua objek yang ada.
Hanya faktor utama saja yang perlu , berulang , penting dan bersifat strategis
yang pantas dijadikan objek penilaian. Objek penilaian harus sinkron dengan
tujuan penilaian oleh karena itu, penilai harus benar benar mampu merencanakan
dan melaksanakan suatu penilaian objektif. Objek penilaian karyawan itu
mencakup dua hal pokok yaitu hasil pekerjaan (prestasikerja) dan sifat-sifat
pribadi.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam menetapkan jumlah dan jenis objek yang dinilai harus
mempertimbangkan 3 hal berikut:
1. Hasil kerja individu
Jika mengutamakan hasil akhir,
maka pihak manajemen melakukan penilaian prestasi kerja dengan obyek hasil
kerja individu. Biasanya berlaku pada bagian produksi dengan indikator
penilaian output yang dihasilkan, sisa
dan biaya per-unit yang dikeluarkan.
2. Perilaku
Untuk tugas yang bersifat instrinsik misalnya sekretaris atau manajer, maka
penilaian prestasi kerja ditekankan pada penilaian terhadap perilaku, seperti
ketepatan waktu memberikan laporan, kesesuaian gaya kepemimpinan, efisiensi dan
efektivitas pengambilan keputusan, tingkat absensi.
3. Sifat
Merupakan obyek penilaian yang
dianggap paling lemah dari kriteria penilaian prestasi kerja, karena sulit
diukur atau tidak dapat dihubungkan dengan hasil tugas yang positif, seperti
sikap yang baik, rasa percaya diri, dapat diandalkan, mampu bekerja sama.
2.5.2 Penilaian prestasi kerja ada macam-macam
metode menurut Sanyoto, antara lain:
1. Rating
Maksudnya penilaian prestasi
kerja terhadap karyawan berdasarkan sifat-sifat dan karakteristik dari macam
macam pekerjaan dan menentukan parameternya.
2. Checklist
Maksudnya penilaian yang
dilakukan untuk mengurangi beban dinilai dengan diminta laporan secara singkat
mengenai perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.
3. Field Review Method
Maksudnya penilaian prestasi
kerja karyawan untuk mencapai penilai yang lebih standar. Dalam hal ini wakil
ahli departemen personalia turun kelapangan membantu penilai dalam penilaian.
4. Tes dan Observasi Kerja
Hal ini dimaksudkan untuk menguji
keterampilan-keterampilan karyawan dan pengetahuan yang perlu dimiliki seorang
karyawan dalam menjalankan tugasnya.
5. Metode Evaluasi Kelompok
Maksudnya penilaian prestasi
kerja dengan tujuan untuk mengevaluasi pengetahuan karyawam dan kemampuan karyawan
dalam berbagau macam pekerjaan guna pengambilan keputusan.
2.6 Daftar Penilaian Pekerjaan
Daftar penilaian pekerjaan
meruapakan dokumen kepegawaian yang bersifat rahasia. Daftar penilaian
pekerjaan disimpan untuk selama 5 tahun dimulai dari tahun pembuatannya. Daftar
penilaian pekerjaan yang lebih dari 5 tahun, maka tidak digunakan lagi dan
dapat dimusnahkan menurut tata cara yang diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku.
2.7 Unsur-unsur Pelaksanaan Dalam Penilaian
Prestasi Kerja
Berikut ini unsur-unsur dasar
dalam penilaian potensi kerja. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2001:104) antara
lain:
1. Kesehatan
Penilai menilai kesetiaan
pekerjaannya, jabatan dan organisasinya. Kesetiaan ini dicerminkan oleh
kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi didalam maupun diluar
pekerjaan.
2. Prestasi
Kerja penilai menilai hasil kerja
baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan oleh karyawan dari uraian
pekerjaannya.
3. Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dan
melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya maupun orang
lain.
4. Kedisiplinan
Penilai menilai kedisiplinan
karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan mengerjakan
pekerjaannya sesuai dengan intruksi yang diberikan kepadanya.
5. Kreativitas
Penilai menilai kemampuan
karyawan dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
6. Kerjasama
Penilai menilai terhadap
partisipasi dan kerjasama dengan karyawan lainnya baik vertical maupun
horizontal didalam maupun diluar pekerjaan.
7. Kepemimpinan
Penilai menilai kemampuan untuk
memimpin, mempengaruhi dan mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa
dan dapat memotivasi orang lain.
8. Kepribadian
Penilai menilai sikap perilaku,
kesopanan, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperhatikan sikap yang baik
dan penampilan yang simpatik serta wajar dari karyawan tersebut.
9. Penilaian Prestasi Kerja
Penilai menilai kemampuan
berfikir berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai,
menciptakan, memberikan alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan
masalah yang dihadapinya.
10. Tanggung Jawab
Penilai menilai kesediaan
karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijakasanaannya, pekerjaan dan hasil
kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakan.
2.8 Masalah Dalam Penilaian
Dalam pelaksanaannya, penilaian
prestasi kerja menghadapi berbagai masalah potensial yang apabila tidak
diperhatikan akan sangat mempengaruhi kualitas penilaian. Masalah-masalah
potensial yang pada dasarnya bersumber dari kesalahan yang bersifat manusiawi
(humanerror) antara lain:
1. Hallo Effect
Kesalahan akibat pengaruh aspek
tertentu dalam prestasi kerja terhadap aspek lain yang berhubungan.
2. Error Of Central Tendency
Kesalahan yang diakibatkan
kecenderungan untuk melakukan penilaian terhadap setiap orang secara rata-rata
(sedang).
3. Leniency Bias
Kesalahan yang diakibatkan kecenderungan
untuk melakukan penilaian yang lebih tinggi dari kenyataan.
4. Strictness Bias
Kesalahan yang diakibatkan
kecenderungan untuk melakukan penilaian yang lebih rendah dari kenyataan.
5. Cross-Cultural Biases
Kesalahan yang diakibatkan oleh
perbedaan nilai dan budaya antara penilai dengan karyawan yang dinilai.
6. Personal Prejudice
Kesalahan yang diakibatkan
pengaruh perasaan seorang penilai dalam memandang karyawan yang dinilai,
seperti perasaan suka- tidak suka.
7. Recency Effect
Kesalahan yang diakibatkan
pengaruh kuat dari kejadian-kejadian yang baru saja terjadi.
2.9 Tip-Tip Dalam Melaksanakan Penilaian
Prestasi
Agar penilaian fair, ada lima elemen
yang harus diperhatikan:
-
Sasaran
kinerja yang jelas
-
Sasaran
disepakati bersama
-
Sasaran
berkaitan dengan uraian jabatan
-
Pertemuan
tatap muka
-
Diskusi
Sementara itu, untuk melakukan
penilaian yang objektif, Anda harus mempertimbangkan enam elemen di bawah ini:
-
Data
actual
-
Perilaku
karyawan yang positif dan negative
-
Keberanian
atau ketegasan Anda
-
Sistem
penilaian yang terstruktur
-
Formulir
yang tidak rumit
-
Kemampuan
menilai
2.10 Permasalahan Dalam Penilaian
1. Hallo Effect
Kesalahan akibat pengaruh aspek
tertentu dalam prestasi kerja terhadap aspek lain yang berhubungan.
2. Error Of Central Tendency
Kesalahan yang diakibatkan
kecenderungan untuk melakukan penilaian terhadap setiap orang secara rata-rata
(sedang).
3. Leniency Bias
Kesalahan yang diakibatkan kecenderungan
untuk melakukan penilaian yang lebih tinggi dari kenyataan.
4. Strictness Bias
Kesalahan yang diakibatkan
kecenderungan untuk melakukan penilaian yang lebih rendah dari kenyataan.
5. Cross-Cultural Biases
Kesalahan yang diakibatkan oleh
perbedaan nilai dan budaya antara penilai dengan karyawan yang dinilai.
6. Personal Prejudice
Kesalahan yang diakibatkan
pengaruh perasaan seorang penilai dalam memandang karyawan yang dinilai,
seperti perasaan suka- tidak suka.
7. Recency Effect
Kesalahan yang diakibatkan
pengaruh kuat dari kejadian-kejadian yang baru saja terjadi.
BAB III
PENUTUP
3,1 Kesimpulan
Penilaian
prestasi kerja merupakan sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang
dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodic. Dapat diartikan juga
penilaian prestasi adalah suatu analisa yang adil dan jujur tentang nlai
karyawan bagi organisasi. Suatu ancangan yang obyektif, sistematis dan
menyeluruh kepada penilaian prestasi dapat menjadi suatu alat yang berguna bagi
perusahaan. Ia bukan saja menjadi suatu alat untuk memberikan bimbingan kepada
manajemen dalam menseleksi karyawan untuk kenaikan pangkat atau gaji tetapi
juga dipakai suatu alat pelatihan dan bimbingan guna membantu para karyawan
pada segala jenjang dari organissi untuk meningkatkan prestasinya, dan untuk
perencanaan karyawan berjangkauan panjang. penilaian prestasi dilakukan untuk
memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kegiatam manager sumber daya manusia (SDM) yang lain seperti perencanaan
SDM , penarikan dan seleksi , pengembangan SDM, perencanaan dan pengembangan
karir , program-program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan.
Metode yang paling luas dipakai untuk mengukur (validitas/kelayakan untuk
dipercayai) mengenai metode penilaian adalah membandingkan pengharkatan yang
paling akhir dengan pengharkatan-pengharkatan terdahulu. Menafsirkan penilaian
prestasi merupakan langkah penting yang terakhir. Walaupun sulit, tetapi
diperlukan kehati-hatian dalam menafsirkan penilaian.
Daftar
Pustaka :
https://www.academia.edu/32736785/BAB_II_ISI_ARTI_DAN_PENTINGNYA_PENILAIAN_PRESTASI_KERJA
Komentar
Posting Komentar