Desain Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup tenaga kerja baik karyawan, pegawai, buruh,
manajer dan lainnya untuk dapat menunjang aktivitas perusahaan demi mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM
adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD
atau human resource department bahkan ada yang menyebutnya HCD atau Human
Capital Division.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan
jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem
perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier,
evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen
yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja elemen – elemen desain
pekerjaan?
2. Apa saja trade-off keperilakuan
dan efisiensi?
3. Apa pengertian dari analisis
pekerjaan?
4. Bagaimana arti penting dari
analisis jabatan?
5. Apa tujuan analisis pekerjaan?
6. Apa saja sifat – sifat dari
analisis jabatan?
7. Bagaimana metode mengumpulkan
informasi analisis jabatan?
8. Apa pengertian dari klasifikasi
pekerjaan?
9. Apa yang dimaksud dengan
reklasifikasi politik?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui elemen – elemen
desain pekerjaan
2. Mengetahui trade-off
keperilakuan dan efisiensi
3. Mengetahui tentang analisis
pekerjaan
4. Mengetahui arti penting dari
analisis jabatan
5. Mengetahui tujuan analisis
pekerjaan
6. Mengetahui sifat – sifat
dari analisis jabatan
7. Mengetahui metode mengumpulkan
informasi analisis jabatan
8. Mengetahui pengertian dari
klasifikasi pekerjaan
9. Mengetahui mengenai reklasifikasi
politik
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 ELEMEN DESAIN PEKERJAAN (MSDM)
Menurut Sulipan (2000) desain pekerjaan adalah
fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi. Definisi diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat
oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran, memberikan tugas
kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk
mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan.
Adapun unsur-unsur desain pekerjaan menurut Handoko
(2000) meliputi unsur organisasi, unsur lingkungan dan unsur perilaku. Unsur
organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, aliran kerja dan praktek-praktek
kerja. Unsur lingkungan menyangkut tersedianya tanaga kerja yang potensial.
Unsur perilaku meliputi otonomi, variasi tugas, identitas tugas, dan umpan
balik.
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan
kerja seorang atau sekelompok karyawan secara organisasional. Tujuan desain
pekerjaan adalah untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi kebutuhan
organisasi. Elemen-elemen desain pekerjaan terbagi menjadi tiga.
1. Elemen organisasional
Elemen organisasi pada desain pekerjaan bersangkutan
dengan efisiensi, yaitu akan mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi
untuk mencapai keluaran yang maksimal. Bila karyawaan bekerja berulang-ulang,
sampai batas tertentu tingkat keluaran biasanya lebih tinggi. Dalam elemen
organisasi meliputi :
a. Pendekatan mekanistik, pendekatan mekanistik
adalah upaya suatu organisasi dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Untuk
mencapai hal tersebut membutuhkan team, ada pemimpin atau pelatih yang bisa
memimpin dengan baik, dan juga dalam melaksakannya harus bekerja sama.
Pendekatan mekanistik bisa diartikan juga sebagai cara melakukan sesuatu dengan
team.
b. Aliran kerja, aliran kerja dalam suatu organisasi
sangat dipengarui dengan sifat produk dan jasa, biasanya menentukan urutan dan
keseimbangan pekerjaan-pekerjaan.
c. Praktek-praktek kerja, adalah cara pelaksanakan
kerja yang ditetapkan. Metode-metode ini bisa terbentuk dari tradisi, atau
kesepakan oleh para karyawan, atau bisa juga bagian kontrak kerja manaemen.
2. Elemen lingkungan
Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan
pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya karyawan berpotensi. Dalam hal ini
meliputi dua hal, yaitu eksternal dan internal. Internal adalah tersedianya
karyawan-karyawan yang memiliki potensi baik dalam melaksakan bidangnya.
Sedangkan eksternal adalah pengaruh dari masyarakat. Disamping itu, para
karyawan yang yang mempunyai pendidikan semakin tinggi akan mempunyai
penghargaan yang tinggi dalam kualitas pekerjaanya.
3. Elemen keperilakuan
Ada beberapa elemen keprilakuan yang perlu di
pertimbangkan dalam desain pekerjaan, diantaranya:
a. Otonomi, bagaimana karyawan dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan.
b. Variasi pekerjaan, bagaimana karyawan dapat
melakukan pekerjaan yang tidak membosankan, karena kebosanan akan menimbulkan
kelehan, dan kelelahan mengakibatkan kesalahan dalam melakukan pekerjaan.
c. Identitas tugas, suatu pekerjaan harus mempunyai
identitas, agar karyawan-karyawan itu mempunyai rasa tanggung jawab saat
melakukan pekerjaannya.
d. Umpan balik, biala pekerjaan memberikan umpan
balik tentang seberapa baik pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai motivasi
untuk melaksanakannya dengan baik.
2.2 TRADE-OFF
KEPERILAKUAN DAN EFISIENSI
Pengertian efesiansi yaitu perbandingan antara
keluaran dengan pemasukan , unsur unsur
efesiensi akan membentuk spesialisasi yang tinggi , mengurangi perbedaan atau
variasi, meminimumkan otonomi dan unsur-unsur
kontradiktif lainnya.
1. Produktivitas Vs Spesialisasi
Tambahan spesialisasi akan menaikan output sampai
pada titik tertentu, apabila ada kenaikan
spesialisasi maka output mengalami penurunan , karena adanya kebosanan
atas pelaksanaan tugas yang terus menerus . output dapat di tingkatkan dengan
mengarungi spesialisasi pekerjaan.
2. Kepuasan Kerja Vs Spesialisasi
Kepuasan kerja akan meningkat sejalan dengan
kenaikan spesialisasi dan tambahan tambahan spesialisasi mengakibatkan kepuasan
kerja akan menurun pekerjaan tanpa spesialisasi membuat karyawan membutuhkan
waktu lama untuk mempelajari pekerjaan tersebut sampai mampu melakukannya
,kepuasan kerja akan menurun karena kurangnya otonomi , variasi dan identitas
tugas.
3. Proses Belajar Vs Spesialisasi
Pekerjaan yang sangat terspesialisai lebih mudah di
pelajari dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak terspesialisasi . proses
belajar pada pekerjaan yang terspesialisasi lebih cepat mencapai
standar.pekerjaan yang tidak terspesoialisasi memerlukan waktu lama untuk di
pelajari . perputaran karyawan versus
spesialisasi pekerjaan dapat dengan mudah dan cepat di pelajari tapi biasanya
kepuasan yang di peroleh lebih rendah , kepuasan yang rendah ini akan
menyebabkan tingkat perputaran tenaga kerja tinggi (turn over manpower).
4. Perputaran Karyawan Vs Spesialisasi
Walaupun pekerjaan yang terspesialisasi mudah
dipelajari, peringkat terbawah kepuasan biasanya diasosiasikan oleh mereka
dapat dipimpin sampai tingkat turnover tertinggi.
2.3
Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis
dan pekerjaan. Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok
persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan
fungsinya , dan Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan/sekelompok tugas dan
tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam
kurun waktu tertentu. Analisis pekerjaan adalah prosedur untuk menentukan
tanggung jawab dan persyaratan keterampilan yang di butuhkan dari pekerjaan dan
jenis orang yang harus di pekerjakan untuk pekerjaan tersebut. Analisis
pekerjaan juga memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan adalah daftar pekerjaan,
tanggung jawab, hubungan pelaporan, kondisi pekerjaan, dan tanggung jawab
penyelia. Dan Spesifikasi pekerjaan adalah daftar “persyaratan tenaga
kerja” untuk pekerjaan, yaitu syarat
pendidikan, keterampilan, kepribadian dan seterusnya.
Penyelia atau spesialis SDM mengumpulkan beberapa informasi
melalui analisis pekerjaan :
1.
Aktivitas pekerjaan
2.
Perilaku manusia
3. Mesin,
perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan.
4.
Standar prestasi
5.
Konteks pekerjaan
6.
Persyaratan manusia
2.4
Arti Pentingnya Analisis Jabatan
Analisis jabatan terdiri atas dua kata, analisis dan
jabatan. Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok
persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan
fungsinya. Sedangkan jabatan adalah sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung
jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun
waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai
suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan
menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik
(Sastrohadiwiryo, 2002:127).
Analisis jabatan merupakan bagian dari perencanaan
sumber daya manusia. Menurut Flippo (1994), “Analisis jabatan adalah proses
mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan
tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo menekankan bahwasanyaa ada
dua kegiatan utama dalam analisis jabatan, yaitu mengumpulkan informasi tentang
operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.
2.5
Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan,
baik sektor publik maupun sektor swasta. Berikut ini tujuan dari analisis
pekerjaan :
1. Job
description, yang berisi informasi pengeidentifikasian pekerjaan, riwayat
pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi
pekerjaan atau informasi mengenai standar- standar pekerjaan.
2. Job
classification,penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas,
kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu.
Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis kewenangan
organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan tugas/pekerjaan
ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
3. Job
evaluation,suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan
masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang
terkait.
4. Job
desing instructuring,meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi dan
merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
5.
Personal requirement/spesifications,berupa penyusunan
persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu
pekerjaan, seperti pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills),
ketangkasan(aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang
diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
6.
Performance appraisal,tujuan penting daripada penilaian performansi ini
adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja melalui
keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay
off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja
tentang kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan
pekerjaannya masing-masing.
7. Worker
training,untuk tujuan-tujuan pelatihan.
8. Worker
mobility, ,untuk tujuan mobilitas pekerja(karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya
seseorang dalam posisi-posisi, pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi
tertentu.
9.
Efficiency,ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan
rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi
tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedu-prosedur kerja, susunan
kerja dan standar-standar kerja.
10.
Safety,sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada
identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman,
kondisi-kondisi lingkungan.
11. Human
resource planning,ini meliputi kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif
melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan
terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat,
dll.
12.
Legal/quasi legal requirements,aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
2.6
Langkah-langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan
Dalam analisis pekerjaan (job analyst) terdapat 2
langkah utama yang harus dilakukan,yakni:
1.
Penentuan tugas utama, kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku, atau
kewajiban-kewajiban yang akan dilakukan dalam pekerjaan.
2.
Penetapan pengetahuan (knowledge), kemampuan (abilities), kecakapan
(skills) serta beberapa karakteristik (kepribadian, karakter, sikap,
ketangkasan, mental) yang dibutuhkan nantinya dalam pekerjaan.
Proses dalam menganalisis pekerjaan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menentukan penggunaan hasil informasi analisis pekerjaanartinya
penganalisis harus mengetahui secara jelas apa kegunaan hasil informasi
analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan digunakan untuk menentukan jenis
data yang akan dikumpulkan dan teknik pengumpulan datanya. Informasi hasi{
analisis pekerjaan dipergunakan untuk menetapkan job description, job
specification, dan job evaluation dalam pengadaan pegawai.
2.
Mengumpulkan informasi tentang latar belakang artinya penganalisis harus
mengumpulkan dan mengkualifikasikan data, meninjau informasi latar belakang
seperti bagan organisasi, bagan proses, dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode penelitian deskriptif analisis, survei, sensus, dan
sample, sedangkan teknik pengumpulan data dapat dengan cara wawancara,
observasi, kuesioner, dan angket. Data yang terkumpul dikualifikasikan,
dianalisis, dan diaplikasikan kepada masa depan.
3.
Menyeleksi muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan
dianalisis.
4.
Menyeleksi muwakal jabatan yang akan dianalis artinya penganalisis harus
memilih beberapa muwakal jabatan untuk dianalisis. Hal ini perlu dilakukan
untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis.
5.
Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis
mengadakan analisis pekerjaan secara aktual dengan menghimpun data tentang
aktivitas pekerjaan, perilaku karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan
syarat-syarat personel yang akan melaksanakan pekerjaan.
6.
Meninjau informasi dengan pihak pihak yang berkepentingan artinya
analisis pekerjaan menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan.
Informasi hendaknya diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan
pekerjaan itu serta atasan langsung karyawan bersangkutan. Dengan
memverifikasi informasi itu akan membantu untuk menentukan kebenarannya dan
melengkapinya secara faktual serta dapat dipahami dengan mudah oleh semua
pihak yang berkepentingan. Langkah peninjauan in] juga akan dapat membantu
perolehan penerimaan seseorang atas data analisis pekerjaan yang telah
dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi orang tersebut untuk memodifikasi
uraian tentang aktivitas yang dilaksanakannya.
7.
Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis
pekerjaan kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi
pekerjaan.
8.
Meramalkan dan memperhitungkan perkembangan perusahaan, artinya
penganalisis harus juga memperhitungkan/meramalkan perkembangan uraian
pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan pengayaan
pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan.
Hal ini perlu guna memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa kini dan masa
depan supaya mereka dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun ada pemakaian
teknologi canggih dan reorganisasi perusahaan.
2.7
Jenis Analisis Pekerjaan
1.
Analisis Pekerjaan Tradisional (Traditional Job Analysis)
Model tradisional ini hanya mencari informasi
sekitar tiga aspek, antara lain tanggung jawab yang merinci unit organisasi
kepada mana suatu kedudukan harus bertanggung jawab, harus tunduk kepada
pengarahan dan bagian pelaksanaan, skewajiban-kewajiban umum dari seseorang
yang sedang memegang suatu kedudukan, kualifikasi-kualifikasi minimal yang
diterima sebagai kelayakan.
2.
Analisis Pekerjaan yang beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs
Description atau RODs)
Analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil ini
merupakan suatu kehidupan kecil di dalam program-oriented budget yang
bermanfaat bagi produktivitas.
2.8 SIFAT DARI ANALISIS JABATAN
Analisis – analisis
jabatan melibatkan hal – hal sebagai berikut:
a. Aktifitas
dan tingkah laku pekerja
b. Interaksi dengan lainnya
c. Standar kinerja
d. Pengaruh terhadap keuangan dan penganggaran
e. Mesin dan peralatan yang digunakan
f. Kondisi pekerjaan
2.9 METODE MENGUMPULKAN INFORMASI ANALISIS PEKERJAAN
Untuk memperolah informasi analisis pekerjaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang umum digunakan dalam mengumpulkan
informasi adalah wawancara, angket, observasi, diary/log, dan kombinasi metode.
a. Metode Wawancara
Pekerja diseleksi dan diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan
mereka atau mereka yang terkait langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga
jenis wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu
wawancara individual, wawancara kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler :
1997). Dalam beberapa keadaan, seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat
juga digunakan wawancara kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara adalah
sangat memakan waktu, khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga
pegawai yang melakukan setiap pekerjaan. Kemudian analis biasanya menghubungi
supervisor untuk memperoleh informasi tambahan dalam rangka memeriksa ketepatan
informasi yang diperoleh dari karyawan dan mengklarifikasi hal-hal tertentu.
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dengan mengamati individu yang melakukan pekerjaan itu
dan mencatatnya untuk menguraikan tugas dan kewajiban yang dilakukannya. Metode
observasi sangat tepat jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang bersifat
pengulangan. Penggunaan metode observasi memungkinkan analisis dilakukan dekat
dengan suasana pekerjaan dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak
seharusnya analis mengamati secara kontinyu
perkembangan dari waktu ke waktu.
c. Metode Angket
Dengan mengunakan angket, yang bersangkutan diminta
untuk memberikan data-data mengenai jabatannya dangan kata-kata sendiri. Analis
meminta karyawan mengisi kuisioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang
berkaitan dengan jabatan dan tanggung
jawab mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah
informasi atas sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam
waktu yang relative singkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang
lama untuk menguji kuisioner tersebut.
d. Metode Catatan Karyawan ( Diary)
Metode yang menganalisis pekerjaan dikumpulkan
dengan meminta para karyawan mendeskripsikan aktivitas kerja mereka sehari-hari
dalam sebuah buku harian atau log. Daam metode ini, masalah dimana para
karyawan membesar-besarkan pentingnya
pekerjaan mungkin dapat diatasi.
e. Metode Kombinasi
Biasanya analisis tidak enggunakan satu metode
analisis pekerjaan secara eksklusif. Kombinasi dari berbagai metode seringkali
lebih tepat. Dalam menganalisis pekerjaan- pekerjaan klerikal dan
administratif, analisis mungkin menggunakan kuesioner didukung dengan wawancara
dan observasi terbatas. Dalam mempelajari pekerjaan-pekerjaan produksi, wawancara dilengkapi observasi
kerja yang ekstensif, bisa memberikan data yang di perlukan. Pada dasarnya,
analisis harus menggunakan kombinasi beberapa teknik yang dibutuhkan untuk
menghasilka deskripsi atau spesifikasi pekerjaan yang akurat.
2.10 KLASIFIKASI PEKERJAAN
Klasifikasi pekerjaan adalah sistem untuk menentukan
dan mengevaluasi tugas, tanggung jawab, tugas, dan tingkat tugas secara
obyektif dan akurat. Klasifikasi pekerjaan, dilakukan dengan benar, adalah
gambaran menyeluruh tentang tanggung jawab pekerjaan suatu jabatan tanpa
memperhatikan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan pendidikan individu
yang saat ini melakukan pekerjaan itu.
Klasifikasi pekerjaan paling sering dilakukan,
dilakukan secara formal di perusahaan besar, pegawai negeri dan pekerjaan
pemerintah, lembaga nirlaba, dan perguruan tinggi dan universitas. Pendekatan
yang digunakan dalam organisasi ini bersifat formal dan terstruktur dengan
nilai gaji atau gaji yang sesuai dengan hasil klasifikasi pekerjaan.
Singkatnya, hasil klasifikasi pekerjaan menciptakan
paritas dalam judul pekerjaan, tingkat pekerjaan yang konsisten dalam hirarki
organisasi, dan rentang gaji yang ditentukan oleh faktor yang diidentifikasi.
Faktor-faktor ini termasuk tingkat upah pasar untuk orang-orang yang melakukan
pekerjaan serupa di industri sejenis di wilayah negara yang sama, rentang gaji
pekerjaan sebanding di dalam organisasi, dan tingkat pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan pendidikan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap pekerjaan.
Bentuk klasifikasi pekerjaan informal digunakan
bahkan di perusahaan dan agensi menengah dan menengah untuk menghasilkan rasa
keadilan di antara karyawan setara pekerjaan. Bentuk klasifikasi pekerjaan ini
bisa sesederhana mengelompokkan posisi serupa dalam sebuah broadband.
2.11 POLITIK REKLASIFIKASI
Daya tangkap politik mempengaruhi fungsi-fungsi
alokasi dari analisis pekerjaan dengan cara mendeskripsikan ramifikasi politik
mengenai dua jenis keputusan reklasifikasi, yaitu:
(a) reklasifikasi yang menyebabkan perubahan dalam
gaji, dan
(b)
reklasifikasi yang menyebabkan perubahan status dari suatu posisi pelayanan
sipil yang telah diklasifikasikan dalam unit hasil kompromi bersama keposisi
yang dikecualikan atau di luar unit kompromi. (Gomes, 2003, hal. 103)
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Herjanto (2001) menjelaskan bahwa desain pekerjaan
adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup
siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas
dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan
Salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam
manajemen sumber daya manusia khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis
pekerjaan. Dengan menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa
yang akan dilakukan dalam pekerjaan itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus
dikuasai oleh sumber daya manusia yang akan menduduki posisi itu. Analisis
pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.
Manfaat
analisis pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan,
standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia (personel
requirement), perilaku manusia, dan alat-alat yang akan dipergunakan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat
bergantung pada informasi yang diperoleh dari analisis jabatan. Informasi yang
diperoleh dari analisis pekerjaan berguna bagi perencanaan dan implementasi
fungsi atau aktivitas manajemen sumber daya manusia yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/17/analisis-pekerjaan-pengertian-tujuan-manfaat-tahapan-jenis-dan-metode/
http://msdmkelasc.blogspot.com/p/contoh.html
https://belajarmanagement.wordpress.com/2009/04/11/langkah-utama-dalam-analisis-pekerjaan/
Komentar
Posting Komentar